Senin, 26 Maret 2012

25032012



gudnite my'fuckinblog,.;)
bengi2 sumpek gak iso turu, gak enek gawean, bingung kape lapo, weteng luwe,kape tuku mangan mles, mending nulis2 wes ben tmbah luwe,.haa
satu hari sudah saya menjalani hari2 saya diumur yang semakin tua ini, 23 thun,hehe kyaknya blum terlalu tua,.
kmren hari terindah skaligus hari menjengkelkan buat saya,.
indahnya karena q diucapin sms met ultah pesekq tepat tanggal 25 maret 2012 pukul 00.01 WIB, senengnya,..;)
ini smsx,.

jangan berhenti mencintaiku
jangan pernah duakan hatiku
setialah untukq sampai maut menjemput
bahagia slalu memayungi disetiap kehidupan qt,.
met ultahsyankq, akan slalu ku do'akan yang terbaik untukmu.
smoga mua yang peaninginkan akan dikabulkan oleh-Nya.
amiinnnn ;)
Mmmmuuaach,.


hehe, so sweet yo pcrq,..
dibela2in pasang alarm jam 11 sampek jam 1 mlah gak bisa bu2k, kasian dy,.;)
paginya dy datang kerumah dengan malu2 sambil membawa kue ultah yang blum dinyalain lilinnya,..;)
trus q nyalain sndiri lilinnya, make a wish, lalu kutiup2 ndiri li2nnya,.
tak lupa dy mencium kdua pi2q,..;) msih trasa pe'skrang yank pi2q pean cium,.hehe lebay,.
gak sampek dstu,.
trnyata dy msih nyiapin kado lagu, 1 kaos + 1 buah cd yang isinya fto2 qt, ucpan met ultah, pesan2 buat q,.hehe
tuk yang 1 ne q salut ma pean yank,.
iso romantis tibak'e pean iki,..:p
mksih y sayaank,.
habis tu qt jalan2 wes, muter2 gak ad tujuan akhirnya nyampe juga dipantai indah dikota jember, pantai TANJUNG PAPUMA,..hoho,.
sharian qt dsana,ngbrol breng, brcandaan bareng, fto2an breng sampek sore baru qt pulang, mskipun djalan pesek rodok nesu gara2 trsinggung,(maaf y sayankk, q gak enek tujuan nyindir pean,) tp akhirnya dy senyum2 juga,.love u,.
akhirnya qt pulang,.

nyampe rumah sesuatu yang mnjengkelkan datang,.
kwrnet, ktemu tmen2, mnta traktir maem2 breng, eh tnpa kuduga dan tanpa ku sangka (HAHA LEBAY) mereka menyiapkan air satu timba buat nyiram q, suck,.
gak sampek dsitu tepung, telur, rinso, bergantian ada dikepalaq,.:(
dtmbah lagi pesek nesu pisan gra2 q bles smse suwi, :( oalah yank2,.tak cuium kapok lho,.
tp,.
mksih yo rek wes nggambyor banyu q bengi2 sampek bengi2 q kramas penk 2,..DAMN,.

itu critaq, mana critamu,.;)

uwes yo blog, wes ngantok q, luwe pisan wetengq,.
kesok dsambung maneh,

Minggu, 25 Desember 2011

Perempuan yang Menggentarkan Rezim, Marsinah Pahlawan Kaum Buruh


TERSEBUTLAH seorang perempuan yang bernama Marsinah, berasal dari desa Nglundo, Sukomoro, lahir pada tanggal 10 April 1969, ia berasal dari kalangan buruh tani yang kemudian dipaksa mencari pekerjaan di kota akibat lahan pertanian yang semakin sempit dan kemiskinan masyrakat pedesaan. Ia kemudian memperoleh pekerjaan sebagai buruh di sebuah pabrik arloji, PT Catur Putra Surya, Porong, Sidoarjo, Surabaya. Sosoknya yang selalu dikenang oleh kaum buruh dan aktivis karena kematiannya yang tragis disaat menjalankan protes terhadap perusahaan tempatnya bekerja.

Setelah menghilang selama 3 hari, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di hutan di dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, pada tanggal 8 Mei 1993 (yang kemudian dikenal sebagai Hari Marsinah). Hingga hari ini kasusnya masih belum menemukan kejelasan tentang siapa yang sebenarnya bertanggung jawab.

Ia Dibunuh, Tulang Panggul dan Lehernya Hancur

Dimulai dengan unjuk rasa yang dilancarkan oleh para buruh PT Catur Putra Surya pada tanggal 3 dan 4 Mei, karena kenaikan upah yang sudah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebesar 20 persen gaji pokok tidak kunjung dipenuhi oleh perusahaan. Mereka menuntut kenaikan gaji dari Rp1.700 menjadi Rp2.250 dan tunjangan sebesar Rp550 perhari. Marsinah, adalah salah seorang buruh yang aktif dalam rapat-rapat dan aksi-aksi tersebut meski pun ia bukan lah anggota serikat buruh karena kesibukannya di kerja-kerja sampingan lainnya demi mengumpulkan duit dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada tanggal 3 Mei, aksi mereka dihalang-halangi oleh Koramil setempat, tapi semangat para buruh tidak surut, malah pada tanggal 4 Mei mereka melancarkan aksi mogok total dengan 12 tuntutan mereka, termasuk tuntutan upah, tunjangan dan pembubaran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Pada tanggal 5 Mei, Marsinah menjadi salah satu wakil buruh dalam perundingan dengan pihak perusahaan.

Namun pada siang hari tanggal 5 Mei, sebanyak 13 orang buruh rekan Marsinah dibawa ke Kodim. Disana mereka diinterogasi dibawah tuduhan melakukan rapat gelap, penghasutan dan dipaksa untuk menandatangi penyataan mengundurkan diri dari perusahaan. Demi mengetahui hal yang dinilainya janggal ini, Marsinah mendatangi markas Kodim seorang diri untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya.

Sepulangnya dari Kodim, keberadaan Marsinah tidak diketahui selama 3 hari hingga akhirnya ditemukan tidak bernyawa pada tanggal 8 Mei 1993, pada saat itu usianya 24 tahun. Kematiannya menyedot perhatian masyarakat luas, bahkan di tahun yang sama pula, ia memperoleh penghargaan Yap Thiam Hiem.

Dibawah sorotan masyarakat, pada tanggal 30 September 1993, sebuah tim penyidik dibentuk oleh pemerintah Jawa Timur. Hasilnya, 10 orang tersangka, yang salah satunya adalah anggota TNI, ditangkap dan diadili hingga tingkat kasasi Mahkamah Agung dan kemudian divonis tidak bersalah dan dibebaskan. Pada proses peradilan ini pun menyimpan banyak kejanggalan, misalnya saja penangkapan 8 petinggi PT Catur Putra Surya yang misterius dan pengalihan alibi menjadi pembunuhan dan pemerkosaan.

Di proses peradilan disebutkan bahwa Marsinah mengalami perkosaan, namun yang tidak pernah diungkap ke pengadilan saat itu adalah bahwa tidak ditemukan bukti-bukti kerusakan pada tubuh Marsinah yang mengarah kepada tindak pemerkosaan. Pada saat tubuhnya diotopsi ulang, hasil forensik menyatakan bahwa tulang panggul dan leher Marsinah hancur dan bukan disebabkan oleh pukulan benda tumpul. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dari berbagai kalangan dan menganggap ada rekayasa dalam kasus pembunuhan Marsinah dan proses peradilannya.

Kasus Marsinah sudah pernah berusaha diangkat kembali oleh berbagai kalangan, namun tidak juga menunjukkan titik terang, hal ini menunjukkan betapa terpinggirnya posisi buruh dan rakyat kecil di dalam proses peradilan Indonesia. Sementara itu, rekan-rekan Marsinah di PT. Catur Putra Surya melanjutkan perjuangan dan membentuk Serikat Buruh Kerakyatan yang berafiliasi kepada Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Konfederasi KASBI).

Mereka Takut Pada Marsinah, Mereka Takut Pada Kaum Buruh!

Peristiwa tersebut paling tidak menunjukkan bagaimana negara, pengusaha dan militer berkongkalikong untuk merampas kesejahteraan rakyat kecil dan juga bagaimana rentannya posisi perempuan dalam perjuangan pembebasan rakyat dari penindasan. Kasus Marsinah yang mengandung indikasi campur tangan militer dalam usaha penghancuran gerakan buruh di era Soeharto berusaha dikaburkan lewat alibi bahwa pembunuhan itu adalah kasus pemerkosaan, meski bukti hanya menunjukkan bahwa ia mengalami penganiayaan berat dan bukan diperkosa.

Hal ini juga adalah tendensi patriarkis rezim ORBA yang masih bertahan hingga hari ini, kematian Marsinah yang berlatar belakang politik pengekangan gerakan buruh berusaha dikaburkan menjadi sebuah kasus pemerkosaan. Di dalam kacamata patriarkis, pemerkosaan adalah sebuah kasus kriminal biasa yang tidak bernilai politis seperti isu penghancuran gerakan buruh atau penghalangan perjuangan buruh, sehingga menjadikan kasus Marsinah sebagai kasus pemerkosaan akan meredam efek politis dari kematianya.

Rezim berhasil menghilangkan jasad dan nyawa Marsinah dari muka bumi, tapi mereka tidak akan pernah berhasil menghapuskan sosok dan semangat Marsinah dari para buruh dan kaum gerakan Indonesia. Marsinah yang kondisinya sama dengan buruh-buruh berupah rendah lainnya menjadi prasasti pengingat bahwa untuk mendapatkan kesejahteraan yang memang haknya, kaum buruh akan berhadapan langsung dengan rezim; pemilik modal, pemerintah dan militer. Di masyarakat luas pun sosok Marsinah dikenang sebagai sebuah satire negara demokrasi.

Bertahun setelah kematiannya, Marsinah menjadi sosok yang subversif bagi rezim. Beberapa karya seni yang mengangkat kisah Marsinah dihalang-halangi oleh pemerintah, seperti film Marsinah karya Slamet Rahardjo yang oleh Menakertrans Jacob Nuwa Wea sempat diminta untuk ditunda rilisnya dan pementasan drama monolog Marsinah menggugat oleh Ratna Sarumpaet dilarang oleh kepolisian Malang meski pun sebelumnya sudah sukses diadakan di tujuh kota lainnya.

Pementasan drama tidak termasuk dalam hal yang membutuhkan ijin dari pihak kepolisian, cukup hanya memberikan surat pemberitahuan pelaksanaan. Namun bila pementasan yang bertajuk “Marsinah Menggugat” sampai dilarang oleh pihak keamanan, maka bisa disimpulkan ada hal terlarang dari pementasan tersebut. Apa hal terlarang tersebut? Marsinah, ya, Marsinah adalah kata subversif dalam kemapanan rejim selama ini.

Kondisi Buruh Hari Ini

18 tahun sudah berlalu sejak Marsinah dibunuh dan tanpa peradilan yang berpihak padanya, kondisi buruh masih juga belum membaik. Bila membaca pernyataan yang dikeluarkan oleh Konfederasi KASBI pada Hari Buruh Sedunia tahun 2011 ini tergambarkanlah situasi dunia dan kondisi kaum buruh hari ini.

Labor Market Flexibility (Sistem Pasar Kerja yang Lentur) yang diterapkan oleh rezim Neolib menurunkan sistem kerja kontrak dan outsourcing yang semakin melemahkan posisi buruh di dalam pekerjaannya, belum lagi perekonomian yang masih berorientasi pada penanaman modal asing mengakibatkan upah rendah masih menjadi sebuah opsi utama.

Kepentingan untuk menarik para penanam modal dan pelancaran sistem yang kapitalistik meminggirkan tugas negara yang sudah diamanatkan dalam naskah-naskah kemerdekaan dan perundangan dasar, yaitu mensejahterakan rakyat, seluruh rakyat tanpa pembedaan, sejahtera yang sesejahtera-sejahteranya!

Meski pun ada hukum yang dianggap mampu melindungi hak-hak buruh, namun dengan lemahnya posisi buruh dalam peradilan negara, maka hukum ini pun gagal menjalankan fungsinya. Lebih tepatnya, hukum di Indonesia memang tidak disusun untuk benar-benar berpihak kepada kaum buruh dan rakyat kecil. Sudah umum diketahui, kasus-kasus perburuhan yang sampai di meja peradilan hampir seluruhnya dimenangkan oleh pihak pengusaha.

Masih banyak sekali perusahaan yang menolak untuk merundingkan dan menandatangai Perjanjian Kerja Bersama antara pengusaha dan buruhnya, karena hal itu akan memberikan kesadaran akan posisi yang lebih tinggi pada buruh. Begitu juga sistem jaminan sosial menjadi semacam lagu nina bobo rakyat kecil pada umumnya dan kaum buruh pada khususnya, memberikan ilusi kesejahteraan dan perlindungan negara.

Kapitalisme, dalam bentuk Neoliberalisme tidak mempertimbangkan buruh dalam posisi yang setara dengan para pemilik modal, buruh hanya dijadikan bagian dari mesin-mesin produksi dan direbut harga kemanusiaannya dan negara telah membantu para pemiliki modal untuk melemahkan kesadaran juang kaum buruh lewat iming-iming permainan kata di lembar-lembar perundangan dan ilusi jaminan sosial.

Jelaslah bahwa selama sistem yang dipakai adalah sistem Neoliberalisme, selama itu pula lah kesejahteraan hanya akan menjadi milik segelintir orang, sementara rakyat kecil tidak akan pernah sejahtera.

Menanti Kebangkitan Massa Marsinah, Menanti Buruh Bertindak!

Melihat keterpurukan posisi buruh dalam alam yang kapitalistik, maka sangat mudah dipahami ketakutan rejim akan munculnya pemberontakan massa buruh. Pada saat beban kehidupan menghimpitm kesadaran para buruh akan situasinya akan meningkat, borok-borok kelakuan rejim terhadap kaum buruh akan semakin jelas terlihat dan dirasakan.

Saat buruh-buruh yang sadar dan penuh api kemarahan ini bangkit dan bersatu, maka dapat kita bayangkan betapa menyeramkannya situasi itu bagi rejim, ini sebabnya mereka berusaha membius kaum buruh lewat hegemoni paradigma perburuhan yang sejatinya hanya penghalusan makna dari perbudakan dan ilusi-ilusi jaminan kesejahteraan.

Di Indonesia, ada ribuan Marsinah yang belum berhasil mereka bunuh. Coba kita ambil kata kunci; “Marsinah”, “Buruh”, “Perempuan”, “Unjuk Rasa Untuk Kenaikan Upah”, “Diculik”, “Dibunuh”, “Keterlibatan Militer”, “Tidak Ditemukan Pihak Yang Bertanggung Jawab”. Lalu mari kita ambil pula beberapa kata kunci kondisi paska kematian Marsinah hingga hari ini; “Buruh”, “Neoliberalisme”, “Upah Rendah”, “Diskriminasi Seksual”, “Hidup Tak Layak”, “Kemiskinan”, “PHK”, “Sistem kontrak dan outsourcing”, “Pengangguran”, “Gerakan Buruh Yang Masih Mengakar”.

Saat mencoba menghubungkan kata-kata kunci dari kedua masa itu, kita ingat juga bahwa dalam sejarah manusia, sudah lazim bahwa satu sosok teraniaya bisa membangkitkan dan menularkan rasa senasib sepenanggungan, begitu pula Marsinah. Kaum buruh yang memiliki kesamaan latar belakang dengan Marsinah tentunya memiliki sentimen kuat atas apa yang dialaminya, karena mencerminkan kehidupan kaum buruh secara umum. Bila sentimen dan kesadaran buruh akan kondisi mereka meluas dan menguat, maka sangat pasti pemberontakan akan terjadi.

Bisa dilihat betapa rezim gentar akan nyala api yang telah dihidupkan Marsinah di dalam jiwa kaum buruh, nyala api yang bila bersatu akan membakar habis kemapanan penindasan mereka, menjatuhkan mereka ke bawah kekuasaan yang sejati, kekuasaan kelas pekerja. Karena hal ini, selamanya Marsinah akan tetap hidup, selamanya Marsinah akan menjadi bagian dari api perlawanan kaum buruh, selamanya Marsinah akan jadi pahlawan kaum buruh, pahlawan kaum tertindas.

Ditangan kaum buruhlah keputusan berada, apakah akan merebut kehidupan yang dipasung oleh rezim atau kah berdiam diri dan tunduk menjadi budak para pemilik modal. Namun karena manusia itu sejatinya adalah sederajat dan memiliki hak yang sama untuk hidup selayaknya manusia, layak yang paling layak tidak hanya cukup makan cukup minum, maka kaum buruh dan rakyat tertindas lainnya harus bangkit melanjutkan perjuangan pemerdekaan kaum tertindas.

Mari kita buat mereka gentar, mari letakkan kemenangan ditangan kelas buruh. Selamat Hari Marsinah, Pahlawan Kaum Buruh! Kobar nyalakan api perlawanannya di bumi persada!

(Sumber: Rakyat Merdeka, 7 Mei 2011, penulis: Jovanka Edwina, Anggota Kolektif Perempuan Pekerja Yogyakarta)

Senin, 05 Desember 2011

CIU dan SEJARAHNYA


Ciu cangkol atau ciu adalah sebutan bagi sejenis minuman beralkohol khas dari Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia, sebuah daerah di sekitar pinggiran kota Solo. Minuman ini dikenal mengandung alkohol dan sangat efektif untuk membuat orang yang meminumnya mabuk. Ciu sangat populer di pulau Jawa sehingga seorang penulis yang terlahir dari Bekonang mendapat julukan "Ciu" di depan namanya, yaitu Ciu Cahyono.



Orang Solo sering menyebut minuman tradisional itu dengan sebutan Ciu. Karena “pabrik-pabrik” nya banyak ditemui di kawasan Bekonang – Sukoharjo (sebuah daerah kawasan pinggiran Solo) tak sedikit yang menyebutnya dengan sebutan Ciu Bekonang.

Minuman ciu ini dianggap dan disepakati keharamannya karena mengandung alkohol yang tidak sedikit. Sebuah referensi sumber dari kepolisian RI yang kuperoleh menyebutkan bahwa Ciu mengandung kadar alkohol cukup tinggi yaitu sekitar 30-40%. Busyet dah,, Tak salah jika minuman ini sangat efektif untuk membuat orang yang meminumnya mabuk, dan ngomyang (ngigau) jika pada kondisi “tinggi”.

Gimana caranya bikin Ciu, sejujurnya aku tidak mengetahuinya. Namun, setelah kucoba googling kesana kemari, kuperoleh sedikit referensi singkat tentang proses membuat minuman Ciu ini. Simpel-nya, cairan berisi campuran gula kelapa, tape singkong, dan laru dilarutkan dan dicampur ke dalam sebuah panci yang dibakar di atas perapian. Setelah itu, panci ditutup. Kemudian tutup panci tersebut dihubungkan dengan pipa bambu, lantas disalurkan melewati air dingin. Selanjutnya di ujung pipa ditempatkan gelas kaca besar berukuran 2-3 liter untuk menampung air hasil sulingannya. Demikian sedikit referensi tentang proses pembuatan minuman Ciu.

Jika ingin melihat reaksi ngomyang para peminum Ciu ini silakan kawan-kawan datang ke Jalan Ciu Bekonang. Di warung-warung sekitarnya, ciu dihidangkan dengan berbagai rasa, tergantung campurannya (sumber). Misalnya ada istilah cisprite, campuran dengan minuman ringan Sprite, dengan perbandingan 1:1. Selain itu, ada pula cikola (campuran ciu dan Coca-cola), ciut (ciu dengan Nutrisari), cias (ciu dengan wedang asam), ciu tiga dimensi (campuran ciu dengan bir dan Kratingdaeng), dan ciu empat dimensi (ciu, bir, Kratingdaeng, dan Sprite), serta kidungan (ciu dengan campuran air rendaman tanduk kijang). Jenis terakhir ciu campuran itu diyakini sebagai obat kuat. Kalao masih kurang, silakan ciu dicampur dengan obat Bodrex. hahahahaha. Rasakan sensasinya bersama “malaikat-malaikat”.

Minuman asal Bekonang Solo ini rupa-rupanya dijual cukup murah. Bermodal Rp. 5.000,- perak saja, anda sudah bisa menikmati flying on the sky dengan menegak 1 liter ciu sambil ngomyang. Karena murahnya harga banyu gendeng (minuman yang bisa bikin gila) ini, ciu sering diasosiasikan sebagai sebuah perlawanan dari rakyat jelata terhadap serangan gaya hidup global melalui masuknya minuman-minuman “modern” ala Coca Cola atau Sprite dan Fanta. Lebih dari itu, minuman ini juga menjadi semacam pelarian mudah dan murah bagi kalangan kaum “rendahan” untuk menikmati flying dan mendem (mabuk) di kala malam yang dingin. Bila dibandingkan dengan minuman keras beralkohol produk-produk luar negeri yang harganya relatif mahal, maka ciu telah menjadi solusi.

Kendatipun disebut dan dikonotasikan sebagai minuman para preman dan pekerja-pekerja kelas rendahan, pada akar sejarahnya minuman ciu ini sebenarnya justru berasal dari sebuah budaya menyimpang Kraton yang dipengaruhi oleh bujukan para penjajah Belanda.

Sejarah Ciu

Dalam sebuah referensi disebutkan bahwa sejarah Ciu dimulai pada abad ke-17, di jaman pertengahan kerajaan mulai mengembangkan berbagai budidaya seperti gula tebu dan beras. Dari dua komoditi itu kemudian dibuatlah anggur yang terbuat dari beras yang difermentasi, tetes tebu dan kelapa. Minuman ini diproduksi sejak akhir abad ke-17 sampai abad ke-19 dan merupakan minuman populer di Eropa, terutama Swedia. Minuman ini juga umum dikenal sebagai the Batavia Arrack van Oosten.

Pada waktu pemerintahan raja-raja (keraton Surakarta dan Yogyakarta) sebelum Indonesia merdeka, terdapat tradisi pada acara-acara pesta panen raya atau penyambutan tamu-tamu kerajaan dengan mengadakan pesta dan tarian tradisional seperti Tayub, Sinden Ledek dan sebagainya. Acara-acara ini marak setelah Belanda masuk campur tangan demi menjatuhkan kekuasaan kraton secara pelan-pelan tentunya. Pada acara acara tersebut, walaupun berlangsung pada siang hari, pasti ada acara minum minuman keras “Ciu Bekonang” untuk mabuk-mabukan, baik di kalangan punggawa kerajaan maupun rakyat di sekitar kerajaan

Pada masa itu walaupun usaha yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi, namun telah menghasilkan sesuatu yang disebut “CIU” dengan kadar alkohol yang masih rendah. Ciu atau yang terkenal dengan sebutan “Ciu Bekonang” pada awal-awal produksinya memang dikonsumsi untuk minuman keras dan mabuk-mabukan.

Menjelang Indonesia Merdeka pada tahun 1945, pengrajin industri rumah tangga “Ciu Bekonang” hanya berkisar 20 orang saja dan hasil produksinya kurang lebih per hari hanya 10 liter saja. Peralatan Produksinyapun masih sangat sederhana. Penjualan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan pada orang-orang tertentu yang suka mabuk-mabukan.

Antara tahun 1961 sampai tahun 1964, industri alkohol “Ciu Bekonang” sudah mulai ada kemajuan. Kemajuan dalam hal peningkatan kadar alkohol dari 27% menjadi 37% dengan peralatan yang juga masih sangat sederhana. Hasil alkohol yang masih berkadar 37% ditampung dan ditingkatkan kadar alkoholnya. Dari Jumlah pekerja juga sudah ada peningkatan menjadi sekitar 30– an pengrajin alkohol. Hasilnyapun sudah dipasarkan mencapai hampir keseluruh wilayah karesidenan Surakarta, Surabaya, Kediri dan lain-lain.

Pada tahun 1980-an, Pemda Tingkat II Sukoharjo (Dinas Perindustrian) mengucurkan bantuan sebesar Rp.2.000.000,- guna meningkatkan produksi minuman “tradisional” ini. Hasilnya, kadar alkohol sudah dapat ditingkatkan kadarnya menjadi 60%. Pada tahun 1997 ada naskah kesepakatan dengan industri alkohol besar di Karanganyar (Jateng) yaitu PT. Indo Acidatama Chemical Industri . Hingga tahun 2000, dengan peralatan yang lebih modern lagi, kadar alkohol ciu berhasil ditingkatkan menjadi 70% bahkan 90%. Weleh-weleh…, parah. Bener-bener banyu gendeng.

Ciu Sebagai Simbol Perlawanan

Sebagaimana telah sedikit kuungkap di atas, bahwa sebagian kalangan menilai ciu merupakan sebuah produk yang lahir dari pemberontakan wong cilik terhadap kemapanan dan modernisasi yang menindas gerak laju mereka. Tempat-tempat hiburan yang dulunya cukup mudah dinikmati kini mulai tergerus oleh ancaman global melalui alat-alat elektronik model ala Mp4, I Pod, Video Game, Televisi, dll. Panggung hiburan sudah mulai digantikan dengan bangunan-bangunan yang diperuntukkan untuk pusat-pusat bisnis.

Ada semacam fenomena budaya di Solo yang menjadikan Ciu sebagai pemicu kemabukan agar bisa lebih menikmati sebuah hiburan rakyat. Sebut saja dangdut. Setiap ada pertunjukan dangdut, baik itu di THR (Taman Hiburan Rakyat ) maupun di event-event yang cakupannya kecil seperti hajatan, bisa dipastikan Ciu hadir di tengah-tengah massa. Selain sebagai pemicu untuk mencapai kondisi mabuk, Ciu hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni industri hiburan yang tak terbeli yang hadir melalui MTV, I Pod, Mall yang telah disebutkan di atas. Kita merasa lebih civilized ketika minum kopi bergambar putri duyung di gerai sebuah Mall. Kita merasa lebih eksis ketika kita mampu mendengarkan lagu favorit kita melalui I pod. Kita merasa lebih trendi dan gaul bila kita pergi jalan-jalan ke Mall daripada ke pasar rakyat seperti di Sekaten.

Berhala-berhala industri budaya pop itu memanipulasi kita, mengendalikan kita, dan mengkungkung kita dalam tuntutan-tuntutan untuk memenuhi hasrat konsumeris kita. Bagi kaum marjinal, anak jalanan, preman dan anak-anak muda yang merasa terpinggirkan oleh kehadiran berhala ala Amerika, Ciu + Dangdut + Goyang menjadi pertahanan dan perlawanan terakhir terhadap serbuan budaya global.

Orang-orang itu mempunyai jiwa yang bebas dan bisa menjadi diri mereka sendiri. Mereka mempunyai selera dan cita rasa yang khas, terlepas dari penyeragaman cita rasa dan selera yang dilakukan industri hiburan global. Mereka tidak membenci hiburan-hiburan mahal dengan semangat primordial dan gaya perlawanan lokal. Mereka hanya butuh hiburan yang terjangkau di tengah-tengah himpitan kesulitan ekonomi. Mereka tetap eksis dengan pilihannya. Mereka masih ada di tengah-tengah kita. Demikian tulis seorang kawan blogger melihat sisi lain ciu. Namun terlepas dari semuanya, Ciu tetaplah sebuah minuman haram yang tidak boleh dikonsumsi seorang muslim. So, Let’s Cheer without Beer !!!
dapat dari tetangga sbelah, maaf gan izin coppas :)

Kamis, 13 Oktober 2011

03072011 pas ultah'e pesekQ,.:)



Smoga pean :
(+) Ayu
(+) Pinter
(+) Dewasa
(+) Sayank ma q ;-)
(+) Kabeh wes seng apik2 pokok’e
‘n Smua harapan, do’a, dan cita2ne terkabul, Amiin…
Panjang umur, Sehat selalu,
G’ nesuan maneh, gak tersinggungan nemen2, gak nangisan,.:-)

Maaf y sayank q gak iso ngasih ap2, cuma ini tok, q y gak iso nggawe kata2 ultah seng apik2, seng pnting kan dongane,.hehe
Love u Leny Novitasari
“ ndulz sueka odonk ”
Mmmuach,.:-)

Belajar nggawe puisi +pantun,.haha

SEBUAH HARAPAN

Kuawali pagi dengan senyuman
agar semuanya bisa seperti apa yang kuharapkan,.
Berharap hari ini lebih baik dari kemarin,.

Tp,.
Knapa semuanya tetap seperti biasanya
Aktifitas yang senantiasa ini-ini saja
Hidupin PC, cek email, balas pesan, dengerin lagu, pulang.

Dari lubuk hati yang paling dalam
Aku inginkan sbuah perubahan,.
Perubahan yang lebih baik

Tuhan,.
Kabulkanlah do’aku
Iringilah semua usahaku
Agar aku bisa membanggakan orang yang membesarkanku

HUTAN

Hamparan hijau yang dulu terlihat sangat menawan
Kini hanya tinggal sebagian,.
Buka mata dan hatimu kawan,

Kenapa kita tega menebang mereka
Kenapa kita tega membakar mereka
Keserakahan kitalah yang membuat mereka kini tak hijau lagi,..
Membuat mereka tak tersenyum lagi,.

kawan, kapankah kita akan tersadar,
Seandainya mereka punya perasaan,
Pasti mereka akan terluka dan menangis,

hutan..
tenanglah kau kawan..
masih ada segelintir orang yg peduli padamu..
selalu berusaha untuk melindungi dan melestarikanmu..
hutan..
tak perlu kau bersedih hati..
walau banyak manusia ingin merusakmu..
namun tak sedikit pula manusia yang ingin kau lestari dan kembali ada..
tetap lah bersemangat hutan ku..
karena ku kan selalu ada untukmu.

MAAF

Saat amanat hanya ku anggap angin lalu
tiap nasihat dari kalian seolah berlalu
tak ku ingat pesan yang terucap selalu
karena diriku terbuai hal yang kurang perlu.
ku terlalu mementingkan ego di diri.
satu kesalahan yang tak pernah kusadari.

tapi kalian selalu beri kasih yang hangat
tak peduli telah banyak pedih yang ku buaT
ku tau,, ku memang tlah salah melangkah
dan diriku selalu buat berbagai macam masalah

semoga saja masih terbukakan pintu maaf
atas segala salah dan tindakan ku yang khilaf
moga ku tak lagi ulangi kesalahan yang sama
dan kelak ku mampu bahagiakan kalian semua
dengan usaha yang ku lakukan sekuat tenaga
hingga tiba saat ku buat kalian bangga

SEKAREPAN

pitu tambah limo sama dengan rolas
kepikiran kamu kok moro moro melas,,,
limo bagi limo sama dengan siji
ora tak songko kamu enek ndek ati
papat tambah telu sama dengan pitu,.
Mek kamu tok seng enek ndek atiku,

@#%^*((&*^%$@$^&**)()_+-


halo myblog,...
suwi ra tak kunjungi kangen q mbek koen, kape copypaste isin,.
yo wes nulis2 ae sekarepan wes,.

emboh lapo dino iki q kok seneng nmen, pdhl q kuesel sdinoan gak leren blas, tp keselq iki kalah mbek seneng,.:)
tau gak lapo rek?
q mari ketemu cewekq,.hahaha
pdhal arek'e loro, loro weteng, ngelu, mau tak susol teko kosane,.q mesakne nemenn, gak tego ndelok arek'e loro,.
mau mari ktemu arek'e wes ngguyu2, pas tak terne balek arek'e yo wes ngomong rodok mendingan, alhamdulillah,..:)
dtambah maneh mau maem rujak bareng,.:)

mga pean gak sakit2 lgi syank, sehat slalu y,.
love u,.

wes yo blog,..
kapan2 tak kunjungi eneh,.luwe q kape mangan sek,..

Rabu, 18 Mei 2011

barusan baca di okezone.com


Siswa SMA Lulus UN, Kondom Laku Keras,..l.o.l