Minggu, 03 Januari 2010
Superman Is Dead : 'ANGELS AND OUTSIDERS' They're bacK,.!!!
Dari sampul albumnya, sudah terlihat karakter Superman Is Dead (SID) yang rebellious. Sampul album ketujuh mereka ini digarap bak poster-poster film jaman lampau, bak GONE WITH THE WIND. Namun tampak lebih 'manusiawi' dengan gambar yang menunjukkan hubungan dekat antara sang anak dengan bapaknya. Mungkin SID juga ingin menunjukkan kedekatan hubungan mereka pada para penggemarnya yang orang awam dan manusiawi.
Lagu pertama, Kuat Kita Bersinar, menunjukkan tema yang mereka usung hampir di semua lagu dalam album ini, persatuan. Diakhiri oleh suara anak kecil yang diajak koor bareng, lagu ini bisa jadi memang membuat dunia kembali tertawa.
Dilanjutkan dengan Jika Kami Bersama yang dibawakan SID bersama Shaggy Dog, band seperjuangan mereka. Hasilnya? Musik punk dengan bumbu reggae dan ska. Ciamik!
Sementara Poppies Dog Anthem menunjukkan kebandelan SID yang memang tidak mereka tutup-tutupi walaupun sering kali menawarkan lirik yang penuh budi dan cinta negeri.
Penuh gaya kaca mata bandit cinta kesepian
Siapa berani mendekat kan pasti disikat
Jeni sudah, Mona juga habis di hotel belakang
Dan cinta kan berakhir di bandar udara
Rupa-rupanya SID tak hanya ingin menunjukkan ke-rebellious-an mereka melalui sampul album mereka itu (tak perlu lagi menyebutkan lirik dan pilihan genre mereka kan?), namun penyusunan lagu dalam album pun mengisyaratkan hal tersebut.
Lagu-lagu yang SID letakkan di depan ternyata tak terlalu catchy jika dibandingkan dengan lagu-lagu mereka berikutnya. Sebut saja Saint of My Life, Night of the Lonely, Punkrock Lowrider, The Days of a Father, ataupun Memories of Rose. Semuanya benar-benar tak akan bisa dilupakan begitu saja.
Satu yang tak mungkin tak disebutkan, Luka Indonesia, sebuah lagu yang mungkin benar-benar menggambarkan bagaimana sebuah negara ini tercabik-cabik. "Satu nusa satu bangsa, satu nusa saling mangsa." Apalagi sentuhan gamelan di bagian akhir lagu, menyayat!
Afterall, setelah empat tahun bersemedi dan tak kedengaran kabarnya, barudak Bali itu akhirnya kembali dan membuktikan bahwa Superman Belum Mati!
Superman Is Dead bantah Komersil
Kapanlagi.com - Sejak terjun ke dunia rekaman, band Superman Is Dead seringkali tampil di televisi. Hal itu pula yang menyebabkan banyak band-band punk yang menganggap SID telah berkhianat karena telah keluar jalur. SID pun dianggap sudah komersil karena lebih sering mencari materi ketimbang memperjuangkan pluralisme.
"Gampang-gampang susah sih, soalnya ketika kita ditanya, 'Kamu komersil?' terus kita tanya balik, 'Pengertian komersil itu apa?' Mereka jawab, 'Kalian masuk TV, kalian masuk majalah, masuk major label, itu komersil'. (Tapi) kalau menurut kacamata SID, komersil itu adalah ketika kita melacurkan sisi seni kita. Kita buat seni mengikuti pasar, bermain aman. Jadi kita nggak jadi diri sendiri, dan terus menghasilkan uang," kata salah satu personel SID, Jerinx di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Jumat (11/12) sore.
"Kita tetap jadi SID yang dulu. Bagi kita pemberontakan bukan pada tempo lagu dan kata kasar yang dilontarkan pada lirik, tetapi menurut kita pemberontakan lebih pada pemikiran, ide, apa yang dinyanyikan," sambungnya.
Atas banyaknya anggapan seperti itu, band yang dimotori Bobby Cool (vokal), Eka Rock (gitar), dan Jerinx (drum) ini pun banyak sekali mendapatkan fitnah dan teguran karena jalan yang mereka tempuh. SID berharap jika suatu saat nanti dapat memberikan penjelasan kepada pihak-pihak yang melihat sebelah mata kepada band mereka.
"Yang jelas kita sempat menjadi korban pelanggaran HAM di atas panggung. Sampai sekarang masih banyak. Di Facebook kita, banyak yang fitnah kita, dibilang, 'Kalian band pengkhianat, masuk major label, terus band pengkhianat punk, band rasis anti Jawa'. Jadi itu sebenarnya pelanggaran. Kita nggak dikasih kesempatan untuk membela diri. Justru makin adanya hujatan seperti ini makin jengah untuk buktiin kepada mereka. Kita buktiin dengan prestasi, dengan apa yang mereka tuduhkan, bahkan berbanding terbalik dengan apa yang mereka tuduhkan," urai Jerinx.
Lalu, kapan SID harus memilih untuk mencari uang diselingi sambil memperjuangkan prinsip mereka? "Itulah keseimbangan. Kita nggak selalu main di acara yang cari duit. Kita bertiga punya komitmen, ada setidaknya main yang nggak dibayar," ujarnya.
"Gampang-gampang susah sih, soalnya ketika kita ditanya, 'Kamu komersil?' terus kita tanya balik, 'Pengertian komersil itu apa?' Mereka jawab, 'Kalian masuk TV, kalian masuk majalah, masuk major label, itu komersil'. (Tapi) kalau menurut kacamata SID, komersil itu adalah ketika kita melacurkan sisi seni kita. Kita buat seni mengikuti pasar, bermain aman. Jadi kita nggak jadi diri sendiri, dan terus menghasilkan uang," kata salah satu personel SID, Jerinx di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Jumat (11/12) sore.
"Kita tetap jadi SID yang dulu. Bagi kita pemberontakan bukan pada tempo lagu dan kata kasar yang dilontarkan pada lirik, tetapi menurut kita pemberontakan lebih pada pemikiran, ide, apa yang dinyanyikan," sambungnya.
Atas banyaknya anggapan seperti itu, band yang dimotori Bobby Cool (vokal), Eka Rock (gitar), dan Jerinx (drum) ini pun banyak sekali mendapatkan fitnah dan teguran karena jalan yang mereka tempuh. SID berharap jika suatu saat nanti dapat memberikan penjelasan kepada pihak-pihak yang melihat sebelah mata kepada band mereka.
"Yang jelas kita sempat menjadi korban pelanggaran HAM di atas panggung. Sampai sekarang masih banyak. Di Facebook kita, banyak yang fitnah kita, dibilang, 'Kalian band pengkhianat, masuk major label, terus band pengkhianat punk, band rasis anti Jawa'. Jadi itu sebenarnya pelanggaran. Kita nggak dikasih kesempatan untuk membela diri. Justru makin adanya hujatan seperti ini makin jengah untuk buktiin kepada mereka. Kita buktiin dengan prestasi, dengan apa yang mereka tuduhkan, bahkan berbanding terbalik dengan apa yang mereka tuduhkan," urai Jerinx.
Lalu, kapan SID harus memilih untuk mencari uang diselingi sambil memperjuangkan prinsip mereka? "Itulah keseimbangan. Kita nggak selalu main di acara yang cari duit. Kita bertiga punya komitmen, ada setidaknya main yang nggak dibayar," ujarnya.
Ogah peringati hari korupsi, SID peringati hari HAM
Kapanlagi.com - Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia ternyata belum membuat band rock Superman Is Dead ambil bagian. Band yang berasal dari Bali ini memilih melakukan sebuah perayaan dalam peringatan hari Hak Asasi Manusia Sedunia yang diperingati pada tanggal 10 Desember lalu. SID pun bakal menggelar sebuah konser kecil bersama band-band rock lainnya.
"Itulah kenapa kita semangat banget ikut acara seperti ini. Karena sejalan dengan pemikiran kita. Sejak SID berdiri ada di jalur ini. Jadi ini adalah sasaran yang sangat bagus, momennya tepat," kata salah satu personil SID, Jerink, saat ditemui di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Jumat (11/12) sore.
Namun, SID bukannya mendukung gerakan korupsi karena dianggap tidak melakukan perayaan. Buat mereka, anti korupsi tetap menjadi perhatian mereka. Namun, karena banyaknya elemen yang mendukung, SID pun lebih mencari perjuangan lainnya.
"Kalau anti korupsi, kita tetap menentang, di Indonesia sudah banyak musisi yang menyuarakan seperti itu. Untuk HAM masih jarang. Makanya kita lebih fokus berjuang di sini," ujar Jerink.
Dalam perhelatannya, SID akan manggung di acara peringatan Hari HAM Sedunia di pelataran parkir Taman Ismail Marzuki, Sabtu (12/12) siang. Bersama mereka juga ikut serta band-band yang beraliran sama.
SID pun berharap jika nantinya, para generasi muda yang menyaksikan acara tersebut bisa tergerak hatinya untuk melakukan perubahan dan berjuang untuk menegakkan HAM.
"Ya kita juga tidak memaksa. Masalah mereka ikutin kita atau nggak itu terserah mereka. Yang kita bisa lakukan hanyalah kita di atas panggung atau di luar panggung kita akan memberikan contoh di Indonesia yang multi kultural harus saling menghargai, jangan sampai ada istilah saling menekan antar golongan, saling membenci dengan alasan SARA," ujarnya.
"Itulah kenapa kita semangat banget ikut acara seperti ini. Karena sejalan dengan pemikiran kita. Sejak SID berdiri ada di jalur ini. Jadi ini adalah sasaran yang sangat bagus, momennya tepat," kata salah satu personil SID, Jerink, saat ditemui di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Jumat (11/12) sore.
Namun, SID bukannya mendukung gerakan korupsi karena dianggap tidak melakukan perayaan. Buat mereka, anti korupsi tetap menjadi perhatian mereka. Namun, karena banyaknya elemen yang mendukung, SID pun lebih mencari perjuangan lainnya.
"Kalau anti korupsi, kita tetap menentang, di Indonesia sudah banyak musisi yang menyuarakan seperti itu. Untuk HAM masih jarang. Makanya kita lebih fokus berjuang di sini," ujar Jerink.
Dalam perhelatannya, SID akan manggung di acara peringatan Hari HAM Sedunia di pelataran parkir Taman Ismail Marzuki, Sabtu (12/12) siang. Bersama mereka juga ikut serta band-band yang beraliran sama.
SID pun berharap jika nantinya, para generasi muda yang menyaksikan acara tersebut bisa tergerak hatinya untuk melakukan perubahan dan berjuang untuk menegakkan HAM.
"Ya kita juga tidak memaksa. Masalah mereka ikutin kita atau nggak itu terserah mereka. Yang kita bisa lakukan hanyalah kita di atas panggung atau di luar panggung kita akan memberikan contoh di Indonesia yang multi kultural harus saling menghargai, jangan sampai ada istilah saling menekan antar golongan, saling membenci dengan alasan SARA," ujarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)