Rabu, 30 Desember 2009
Outsider Jember
sekumpulan anaK mudA yang suKa n ngefans ma superman is dead, band punKrocK dari pulau dewata bali,..
Kamis, 10 Desember 2009
SID
Berawal pada tahun 95…..ketika personel sebuah band heavy metal Thunder bernama Ari Astina aka Jerinx merasa bosan dan ingin mencari sebuah inspirasi baru…kemudian kebetulan drummer band new wave punk Diamond Clash Budi Sartika aka Bobby Cool juga sedang ingin berganti profesi tuk menjadi seorg gitaris dan vokalis….Scr kebetulan kedua pemuda ini bertemu di Kuta dan kemudian mrkpun membentuk sebuah band punk……Pada saat itu posisi bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuz…..Dan lagu2nya Green Day pulalah yg menjadi cover song mrk pada waktu pertama2 mrk nge-jam…namun tak lama kemudian,lewat seorg drug dealer…datanglah seorg bernama Eka Arsana aka Eka Rock….dan dia ini kebetulan sedang dlm pencarian identitas diri,oleh krn itu merasa tertarik dg visi dari kedua pemuda tersebut…maka resmilah eka bergabung dg Jerinx juga Bobby…Dan pada saat itu mrkpun mengambil nama Superman’s SilverGun sbg nama band punk mrk yg pertama……Merasa bersalah dan kurang sreg dg pemilihan nama tsb,maka mrk pun sepakat menggantinya menjadi Superman Is Dead yg dlm konteks ini memiliki arti bahwa manusia yg sempurna hanyalah ilusi belaka dan imaginasi manusia yg tidak akan pernah ada….Dan lahirlah Superman Is Dead yg kerapkali diakronimkan dg sebutan SID…..sebuah titik awal dr sebuah kebangkitan..dan tak lama nama SID semakin bergaung di bali,krn padatnya show dan konser yg digelar pada waktu itu…ditambah lagi dg aktivitas underground di Bali yg boleh dibilang cukup produktif….SID kian menapakkan sayapnya utk terbang dan menjadi sukses…..puncaknya adl ketika mrk membuka konser Hoobastank di Hard Rock Cafe-Kuta Bali….nama mrk semakin dikenal publik,apalagi ditambah dg kehadiran mrk di bbrp even di Jakarta(PUMA)….semakin menambah kepercayaan diri SID utk berani melakukan gerakan revolusioner…khususnya di blantika musik Indonesia…..dan akhirnya mrkpun melego Sony Music Indonesia…Perdebatan yg demikian alotnya antara pihak SID dan Sony berlangsung cukup lama….masing2 pihak bersikeras mempertahankan posisinya masing2….Pada waktu itu terjadi perdebatan seputar bahasa yg akan digunakan dlm lagu2 SID……dlm diskusi tsb pihak SID menginginkan 90% lagu2 mrk akan memakai bhs inggris,namun pihak Sony bersikeras agar porsi lagu2 SID yg berbhs inggris dikurangi…….Dan stlh bbrp bulan akhirnya kedua belah pihak menyepakati bahwa porsi lagu SID akan menjadi spt: 70%inggris dan sisanya Indonesia……Sebuah Gebrakan telah lahir dan muncul…..SID went to major label but they’re what they are just like 8 years ago…….
SID berkarya terus…saya suka lagu n musik kalian…!!!
all about punK
Terkait dengan sejarah pergerakan Punk, anggota komunitas Punk menuangkan ideologi pergerakan mereka melalui simbol-simbol yang sampai sekarang tetap melekat dan menjadi identitas dari komunitas Punk di seluruh pelosok wilayah. Simbol-simbol tersebut dituangkan melalui gaya hidup, cara berpakaian dan jenis musik yang dimainkan oleh anak-anak Punk.
Cara berpakaian anak-anak Punk yang cenderung lusuh dan terlihat menyeramkan karena berbagai macam aksesori yang tidak biasa digunakan oleh anak-anak muda pada umumnya mempunyai arti khusus dan berhubungan erat dengan sejarah awal pergerakan Punk. Bukan karena keinginan untuk tampil beda dan untuk menarik perhatian saja. Simbol-simbol tersebut antara lain sepatu boots Doc Mart yang melambangkan kaum buruh itu sendiri sebagai penggagas pergerakan Punk, sedangkan celana jins cingkrang dengan jas dan dasi yang sering dikenakan oleh para Rude Boy (komunitas Ska/Tutons) dimaksudkan untuk menyindir kaum Borjouis. Rambut Mohawk, safety pin, kalung anjing dan gelang spike melambangkan perlawanan terhadap kemapanan dan modernisasi.
Komunitas Punk lahir di jalanan dan anggota dari komunitas tersebut juga merupakan orang-orang jalanan maka tempat berkumpul anak-anak Punk adalah di jalan. Tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul (dalam istilah komunitas Punk disebut sebagai nye-treet, diambil dari kata street yang berarti jalan) adalah di perempatan jalan. Di Jogja, perempatan-perempatan jalan yang sering digunakan untuk nye-treet antara lain di perempatan dekat Mirota Kampus UGM, perempatan jalan Wirobrajan, perempatan jalan di dekat pasar Demangan, serta perempatan jalan Gondokusuman di sebelah toko Grasia. Berdasarkan lokasi nye-treet tersebut maka muncul istilah Punk Mirota Kampus, Punk Wirobrajan, Punk Demangan atau pun Punk Grasia.
Penamaan komunitas Punk di masing-masing daerah tersebut bukan dimaksudkan sebagai pembatas atau tindakan pengkotak-kotakan komunitas sebab pada dasarnya anak-anak Punk yang ada di scene Jogja adalah orang-orang yang sama apa pun sebutannya dan menjadi satu komunitas. Pemberian nama itu hanya untuk memudahkan identifikasi lokasi yang menjadi tempat nye-treet anak-anak Punk.
Anak-anak Punk yang mempunyai kegiatan nye-treet tersebut sering dikenal dengan istilah ‘Street Punk’. Dalam pergerakan Punk terdapat berbagai macam jenis Punk dengan aliran musik yang berbeda. Namun, inti dari pergerakan Punk itu sendiri apa pun jenis alirannya adalah sama yaitu ‘Do It Yourself’. Idealisme tersebut seolah menjadi sebuah harga mati bila ingin ikut ke dalam pergerakan Punk dan masuk menjadi anggota komunitas Punk. Dari idealisme tersebut, para anggota komunitas Punk mewujudkannya melalui fashion, life style dan terutama melalui musik.
Punk dan musik adalah satu kesatuan. Karena kebanyakan anak-anak Punk adalah musisi maka gerakan yang paling dominan adalah melalui musik, yaitu dengan indie label atau underground. Musik dengan irama cepat dan berdistorsi kasar serta syair lagu yang penuh dengan kritik sosial merupakan ciri dari komunitas Punk. . Musik menjadi media komunikasi bagi komunitas Punk dalam menyampaikan protes mereka terhadap tatanan sosial masyarakat.
Selain itu, musik dengan syair-syair lagunya yang sarat dengan kritik sosial politik dapat menjadi sarana pendidikan politik yang ampuh bagi anggota komunitas Punk. Tetapi, lirik lagu yang dimainkan oleh band-band Punk tidak hanya bertema sosial politik saja, ada juga yang mengangkat tema mengenai kehidupan sehari-hari anak-anak Punk.
Cara berpakaian anak-anak Punk yang cenderung lusuh dan terlihat menyeramkan karena berbagai macam aksesori yang tidak biasa digunakan oleh anak-anak muda pada umumnya mempunyai arti khusus dan berhubungan erat dengan sejarah awal pergerakan Punk. Bukan karena keinginan untuk tampil beda dan untuk menarik perhatian saja. Simbol-simbol tersebut antara lain sepatu boots Doc Mart yang melambangkan kaum buruh itu sendiri sebagai penggagas pergerakan Punk, sedangkan celana jins cingkrang dengan jas dan dasi yang sering dikenakan oleh para Rude Boy (komunitas Ska/Tutons) dimaksudkan untuk menyindir kaum Borjouis. Rambut Mohawk, safety pin, kalung anjing dan gelang spike melambangkan perlawanan terhadap kemapanan dan modernisasi.
Komunitas Punk lahir di jalanan dan anggota dari komunitas tersebut juga merupakan orang-orang jalanan maka tempat berkumpul anak-anak Punk adalah di jalan. Tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul (dalam istilah komunitas Punk disebut sebagai nye-treet, diambil dari kata street yang berarti jalan) adalah di perempatan jalan. Di Jogja, perempatan-perempatan jalan yang sering digunakan untuk nye-treet antara lain di perempatan dekat Mirota Kampus UGM, perempatan jalan Wirobrajan, perempatan jalan di dekat pasar Demangan, serta perempatan jalan Gondokusuman di sebelah toko Grasia. Berdasarkan lokasi nye-treet tersebut maka muncul istilah Punk Mirota Kampus, Punk Wirobrajan, Punk Demangan atau pun Punk Grasia.
Penamaan komunitas Punk di masing-masing daerah tersebut bukan dimaksudkan sebagai pembatas atau tindakan pengkotak-kotakan komunitas sebab pada dasarnya anak-anak Punk yang ada di scene Jogja adalah orang-orang yang sama apa pun sebutannya dan menjadi satu komunitas. Pemberian nama itu hanya untuk memudahkan identifikasi lokasi yang menjadi tempat nye-treet anak-anak Punk.
Anak-anak Punk yang mempunyai kegiatan nye-treet tersebut sering dikenal dengan istilah ‘Street Punk’. Dalam pergerakan Punk terdapat berbagai macam jenis Punk dengan aliran musik yang berbeda. Namun, inti dari pergerakan Punk itu sendiri apa pun jenis alirannya adalah sama yaitu ‘Do It Yourself’. Idealisme tersebut seolah menjadi sebuah harga mati bila ingin ikut ke dalam pergerakan Punk dan masuk menjadi anggota komunitas Punk. Dari idealisme tersebut, para anggota komunitas Punk mewujudkannya melalui fashion, life style dan terutama melalui musik.
Punk dan musik adalah satu kesatuan. Karena kebanyakan anak-anak Punk adalah musisi maka gerakan yang paling dominan adalah melalui musik, yaitu dengan indie label atau underground. Musik dengan irama cepat dan berdistorsi kasar serta syair lagu yang penuh dengan kritik sosial merupakan ciri dari komunitas Punk. . Musik menjadi media komunikasi bagi komunitas Punk dalam menyampaikan protes mereka terhadap tatanan sosial masyarakat.
Selain itu, musik dengan syair-syair lagunya yang sarat dengan kritik sosial politik dapat menjadi sarana pendidikan politik yang ampuh bagi anggota komunitas Punk. Tetapi, lirik lagu yang dimainkan oleh band-band Punk tidak hanya bertema sosial politik saja, ada juga yang mengangkat tema mengenai kehidupan sehari-hari anak-anak Punk.
Indonesia Street PunK 2
Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan atau senasib dari masing-masing individu maka muncullah kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang dibentuk oleh kelompok anak muda yang pada mulanya hanya dari beberapa orang saja kemudian mulai berkembang menjadi suatu komunitas karena mereka merasa mempunyai satu tujuan dan ideologi yang sama.
Salah satu dari kelompok tersebut yang akan kita bahas adalah kelompok “Punk”, yang terlintas dalam benak kita bagaimana kelompok tersebut yaitu dengan dandanan ‘liar’ dan rambut dicat dengan potongan ke atas dengan anting-anting. Mereka biasa berkumpul di beberapa titik keramaian pusat kota dan memiliki gaya dengan ciri khas sendiri. “Punk” hanya aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke masing-masing individu. Motto dari anak-anak “Punk” itu tersebut, Equality (persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. “Punk” sendiri lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik “Punk” dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup “Punk”..
“Punk” yang berkembang di Indonesia lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan. Dengan gaya hidup yang anarkis yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan. Namun kenyataannya gaya hidup “Punk” ternyata membuat masyarakat resah dan sebagian lagi menganggap dari gaya hidup mereka yang mengarah ke barat-baratan. Sebenarnya, “Punk” juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan ”kita dapat melakukan sendiri”
Jumlah anak “Punk” di Indonesia memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata tertarik untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk dengan warna-warna terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat yang dipadukan dengan baju lusuh, membuat image yang buruk terhadap anak “Punk” yang anti sosial.
Anak “Punk”, mereka kebanyakan di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah masyarakat Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang ingin mencari kebebasan. Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tatacara hidup yang dicuri dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas berdasarkan simbol-simbol.
Gaya “Punk” merupakan hasil dari kebudayaan negara barat yang ternyata telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan oleh sebagian anak-anak remaja di Indonesia, dan telah menyebabkan budaya nenek moyang terkikis dengan nilai-nilai yang negatif. Gaya hidup “Punk” mempunyai sisi negatif dari masyarakat karena tampilan anak “Punk” yang cenderung ‘menyeramkan’ seringkali dikaitkan dengan perilaku anarkis, brutal, bikin onar, dan bertindak sesuai keinginannya sendiri mengakibatkan pandangan masyarakat akan anak “Punk” adalah perusak, karena mereka bergaya mempunyai gaya yang aneh dan seringnya berkumpul di malam hari menimbulkan dugaan bahwa mereka mungkin juga suka mabuk-mabukan, sex bebas dan pengguna narkoba.
Awalnya pembentukan komunitas “Punk” tersebut terdapat prinsip dan aturan yang dibuat dan tidak ada satu orangpun yang menjadi pemimpin karena prinsip mereka adalah kebersamaan atau persamaan hak diantara anggotanya. Dengan kata lain, “Punk” berusaha menyamakan status yang ada sehingga tidak ada yang bisa mengekang mereka. Sebenarnya anak “Punk” adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para “Punkers” memang sangat aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara “Punkers” banyak yang mempunyai kepedulian sosial yang sangat tinggi.
Komunitas anak “Punk” mempunyai aturan sendiri yang menegaskan untuk tidak terlibat tawuran, tidak saja dalam segi musikalitas saja, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya. Dan juga komunitas anak “Punk” mempunyai landasan etika ”kita dapat melakukan sendiri”, beberapa komunitas “Punk” di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Komunitas tersebut membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian berkembang menjadi semacam toko kecil yang disebut distro. Tak hanya CD dan kaset, mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Produk yang dijual seluruhnya terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Kemudian hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut, sebagian dipergunakan untuk membantu dalam bidang sosial, seperti membantu anak-anak panti asuhan meskipun mereka tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Komunitas “Punk” yang lain yaitu distro merupakan implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja barang bermerk luar negeri.
Indonesia Street PunK
Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam banyak sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini. Punk sendiri terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki ciri khas tersendiri, terkadang antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain juga sering terlibat masalah. Walaupun begitu mungkin beberapa komunitas Punk di bawah ini dapat mempengaruhi kehidupan Anda sehari-hari. Punk Community Anarcho Punk Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya. Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk. Crust Punk Jika Anda berpikir bahwa Anarcho Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal, maka Anda harus menyimak yang satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama Crusties saja. Glam Punk Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya. Hard Core Punk Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun mereka sering bermasalah. Nazi Punk Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core. The Oi The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk. Queer Core Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985. Riot Grrrl Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya para anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC. Scum Punk Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri. The Skate Punk Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing. Ska Punk Ska Pun merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat. Punk Fashion Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya rambut ini banyak orangorang biasa yang mengikutinya karena memang sangat menarik, namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan. Gaya para punkers tersebut nampaknya semakin marak dikenakan akhir-akhir ini, jika begitu mungkin Anda setuju dengan ungkapan PUNK NOT DEAD.!!
PUNK. Banyak yang salah kaprah mengindentikkan anak-anak punk. Menurut anggapan mereka-mereka yang “bergaya” punk secara fashion, punk adalah sepatu boot, celana ketat, rambut mohawk dan piercing di seantero tubuh. Benarkah?
Tentu saja tidak segampang itu pantas disebut anak punk. Menurut pengertian Craig O’Hara dalam The Philosophy of Punk (1999) mendefinisikan punk lebih luas, yaitu sebagai perlawanan “hebat” melalui musik, gaya hidup, komuniti dan mereka menciptakan kebudayaan sendiri. Nah, apakah yang sekedar bergaya sok punk, bisa disebut real punk? Oknum kalau itu.
Konon, gaya hidup punk itu selalu dengan pemberontakan.
Banyak orang yang bilang kalo PUNK itu cuma gaya hidup, fashion-style, malah ada yang menganggap PUNK itu adalah anarkisme dan komunitas orang-orang gak punya agama. Padahal pemahaman seperti itu salah. PUNK sebenarnya adalah suatu paham yang mengajak para pengikutnya untuk terus melawan dan melawan, menentang segala macam ketidak-adilan, menjunjung tinggi kebebasan dan terutama adalah saling menghargai antara umat manusia. Memang style mereka sangat khas, celana ketat, sepatu boot, rambut mohawk, jaket penuh dengan pernik logam, dan sebagainya.
Punk itu lebih dari sekadar musik. Punk adalah gaya hidup yang bisa mengubah hidup dirinya atau lingkungan sekitarnya.
Punk’s not dead!
ada yang bilang, punk bukanlah fashion! Yeah, bisa dibilang begitu. Bahkan punk juga bu-kan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup. Berarti akan nempel di keseharian kita. Jadi bagaimana dan kapan kita bisa mengaku bahwa kita adalah punkers? Apakah saat kita tiap pagi dibangunkan oleh jeritan Johny Rotten (Sex Pistols)? Atau saat kita muncul di jalan dengan rambut mo-hawk, jins penuh tambalan dan boot?
Well punk lebih dari itu. Punkers bukanlah orang yang tak mempunyai tujuan hidup. Agak sulit ya kita menjadi punkers kalau kita sendiri tidak me-ngerti kenapa orang-orang memilih menjadi punkers.
Definisi Punk
Menurut kamus bahasa Inggris, punk bisa berarti enggak penting, tidak berguna, busuk. He he he. Entah kenapa nyambung banget sama sebutan vokalis Sex Pistols. Nama aslinya Joh-ny Lyndon, tapi Steve Jones memang-gilnya Rotten. Dan jadilah nama dia Johny Rotten.
Kita lupakan saja kamus bahasa itu. Sekarang kita lihat arti punk, me-nurut seorang guru punk, Joe Kidd. Menurutnya punk punya arti yang be-rubah sesuai dengan tingkat kedewa-saannya. Saat dia berusia 13 tahun, punk baginya adalah sesuatu yang liar, dandanan yang revolusioner, eng-gak perlu ke sekolah, dan musik se-tiap saat. Lalu dia terus berpikir dan akhirnya menemukan bahwa punk adalah sebuah semangat. Semangat untuk perubahan, ketidaktergantungan, proses kreatif dan peduli tentang politik. Semakin lama pandangan punk makin luas. Tapi penekanannya tetap di bagian yang sama. Punk ada-lah sebuah semangat untuk meng-hadapi hidup dengan kreativitas tinggi.
Mereka yang memulai hidup se-bagai punkers adalah kelas mene-ngah ke bawah. Dan punya tujuan yang sangat simpel. Enggak mau di ganggu, minum, dan mendengarkan musik. Cuma tiga itu saja. Tentunya untuk terus hidup seperti itu enggak bisa terjadi begitu saja. Kasus yang hampir sama dengan proses lahirnya skinheads. Mereka tumbuh jadi orang yang bekerja keras di siang hari. Tuju-annya memang hanya mengumpulkan uang untuk having fun di malam hari. Tapi satu semangat mereka adalah untuk independent atau tidak tergan-tung. Jadi punkers selalu berusaha untuk bekerja apa pun. Inilah yang menunjukan semangat punk untuk hidup mandiri.
D.I.Y.
Ideologi D.I.Y. (do it yourself) mengesankan punkers berjiwa indi vidualis. Padahal yang dimaksud di sini adalah independent tadi. Ti-dak tergantung pada siapa pun. Selama hal itu masih bisa kita lakukan sendiri kenapa enggak? Yang menghapuskan individualis tadi adalah semangat equality. Se-mangat kebersamaan antara se-sama punkers.
Lebih jelas jika kita lihat kon-disi sebuah band. Sebuah band punk yang menganut D.I.Y. akan berusaha untuk menangani album mereka sendiri. Mulai dari proses produksi, penggandaan sampai soal distribusi. Untuk menangani hal itu sangat berat jika dilakukan oleh satu orang. Di sinilah mereka sangat memerlukan kebersamaan. Semangat kebersamaan demi tu-juan bersama.
Modal lain untuk melakukan itu semua adalah brain! Yup, kita harus punya otak dong. Kalau otak kita kosong, bakal ditipu terus. Gimana pula kita bisa menghadapi perubahan, dan mengerti tentang situasi politik. Oleh karena itulah bohong besar kalau punkers tidak memerlukan pendidikan. Walau memang tidak harus di sekolah formal.
Nah sekarang kita siap eng-gak untuk menjadi seorang punker sejati. Seseorang yang benar-benar bisa menghadapi tantangan hidup. Selalu siap menghadapi ber bagai keadaan. Bukannya berarti kita harus selalu tidur di pinggir jalan. Tapi kita siap kalaupun ha-rus hidup di pinggir jalan. Bukan cuma berani menggunakan celana jeans ketat, rambut mohawk, se-patu boots saja. Tapi kita juga ha-rus malu kalau masih minta uang ke orang lain. Termasuk orang tua kita.
Bagaimana oi? Siap untuk bekerja di siang hari dan berpesta di malam hari? Ayo jangan bikin malu punk!
Mungkin kalo mau dihitung, banyak banget aliran-aliran dari punk itu sendiri. Ada street punk, punk jenis ini biasanya hanya menampilkan sisi keserdehanaan dan sisi jalanannya. biasanya pengikut-pengikutnya adalah kalangan anak jalanan dan pengamen jalanan. Jauh beda sama glamour punk yang menunjukkan sisi keglamouran dari punk itu sendiri, pengikutnya biasanya adalah golongan-golongan orang-orang kaya yang selalu menampakkan kekayaannya. Kalo melodicktz punk lain lagi, biasanya style mereka lebih mendekati anak-anak skater. Dan mereka lebih mengfutamakan kegembiraan dan lebih menonjolkan kekonyolan dalam kehidupan mereka. Beda lagi sama Emmo punk, yang biasanya pengikut-pengikutnya dalah anak-anak muda dan remaja yang jiwanya sedikit labil. Punk ini lebih menunjukkan emosi dalam berekspresi. Masih banyak lagi aliran punk yang gak bisa di bahas satu-satu, tapi intinya adalah satu. Mereka tetap PUNKER (sebutan bagi pengikut PUNK).
Ada satu hal yang harus dicamkan pada paham PUNK ini, junjung tinggi EQUALITY. Karena hanya itulah nyawa dari PUNK…
PUNK. Banyak yang salah kaprah mengindentikkan anak-anak punk. Menurut anggapan mereka-mereka yang “bergaya” punk secara fashion, punk adalah sepatu boot, celana ketat, rambut mohawk dan piercing di seantero tubuh. Benarkah?
Tentu saja tidak segampang itu pantas disebut anak punk. Menurut pengertian Craig O’Hara dalam The Philosophy of Punk (1999) mendefinisikan punk lebih luas, yaitu sebagai perlawanan “hebat” melalui musik, gaya hidup, komuniti dan mereka menciptakan kebudayaan sendiri. Nah, apakah yang sekedar bergaya sok punk, bisa disebut real punk? Oknum kalau itu.
Konon, gaya hidup punk itu selalu dengan pemberontakan.
Banyak orang yang bilang kalo PUNK itu cuma gaya hidup, fashion-style, malah ada yang menganggap PUNK itu adalah anarkisme dan komunitas orang-orang gak punya agama. Padahal pemahaman seperti itu salah. PUNK sebenarnya adalah suatu paham yang mengajak para pengikutnya untuk terus melawan dan melawan, menentang segala macam ketidak-adilan, menjunjung tinggi kebebasan dan terutama adalah saling menghargai antara umat manusia. Memang style mereka sangat khas, celana ketat, sepatu boot, rambut mohawk, jaket penuh dengan pernik logam, dan sebagainya.
Punk itu lebih dari sekadar musik. Punk adalah gaya hidup yang bisa mengubah hidup dirinya atau lingkungan sekitarnya.
Punk’s not dead!
ada yang bilang, punk bukanlah fashion! Yeah, bisa dibilang begitu. Bahkan punk juga bu-kan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup. Berarti akan nempel di keseharian kita. Jadi bagaimana dan kapan kita bisa mengaku bahwa kita adalah punkers? Apakah saat kita tiap pagi dibangunkan oleh jeritan Johny Rotten (Sex Pistols)? Atau saat kita muncul di jalan dengan rambut mo-hawk, jins penuh tambalan dan boot?
Well punk lebih dari itu. Punkers bukanlah orang yang tak mempunyai tujuan hidup. Agak sulit ya kita menjadi punkers kalau kita sendiri tidak me-ngerti kenapa orang-orang memilih menjadi punkers.
Definisi Punk
Menurut kamus bahasa Inggris, punk bisa berarti enggak penting, tidak berguna, busuk. He he he. Entah kenapa nyambung banget sama sebutan vokalis Sex Pistols. Nama aslinya Joh-ny Lyndon, tapi Steve Jones memang-gilnya Rotten. Dan jadilah nama dia Johny Rotten.
Kita lupakan saja kamus bahasa itu. Sekarang kita lihat arti punk, me-nurut seorang guru punk, Joe Kidd. Menurutnya punk punya arti yang be-rubah sesuai dengan tingkat kedewa-saannya. Saat dia berusia 13 tahun, punk baginya adalah sesuatu yang liar, dandanan yang revolusioner, eng-gak perlu ke sekolah, dan musik se-tiap saat. Lalu dia terus berpikir dan akhirnya menemukan bahwa punk adalah sebuah semangat. Semangat untuk perubahan, ketidaktergantungan, proses kreatif dan peduli tentang politik. Semakin lama pandangan punk makin luas. Tapi penekanannya tetap di bagian yang sama. Punk ada-lah sebuah semangat untuk meng-hadapi hidup dengan kreativitas tinggi.
Mereka yang memulai hidup se-bagai punkers adalah kelas mene-ngah ke bawah. Dan punya tujuan yang sangat simpel. Enggak mau di ganggu, minum, dan mendengarkan musik. Cuma tiga itu saja. Tentunya untuk terus hidup seperti itu enggak bisa terjadi begitu saja. Kasus yang hampir sama dengan proses lahirnya skinheads. Mereka tumbuh jadi orang yang bekerja keras di siang hari. Tuju-annya memang hanya mengumpulkan uang untuk having fun di malam hari. Tapi satu semangat mereka adalah untuk independent atau tidak tergan-tung. Jadi punkers selalu berusaha untuk bekerja apa pun. Inilah yang menunjukan semangat punk untuk hidup mandiri.
D.I.Y.
Ideologi D.I.Y. (do it yourself) mengesankan punkers berjiwa indi vidualis. Padahal yang dimaksud di sini adalah independent tadi. Ti-dak tergantung pada siapa pun. Selama hal itu masih bisa kita lakukan sendiri kenapa enggak? Yang menghapuskan individualis tadi adalah semangat equality. Se-mangat kebersamaan antara se-sama punkers.
Lebih jelas jika kita lihat kon-disi sebuah band. Sebuah band punk yang menganut D.I.Y. akan berusaha untuk menangani album mereka sendiri. Mulai dari proses produksi, penggandaan sampai soal distribusi. Untuk menangani hal itu sangat berat jika dilakukan oleh satu orang. Di sinilah mereka sangat memerlukan kebersamaan. Semangat kebersamaan demi tu-juan bersama.
Modal lain untuk melakukan itu semua adalah brain! Yup, kita harus punya otak dong. Kalau otak kita kosong, bakal ditipu terus. Gimana pula kita bisa menghadapi perubahan, dan mengerti tentang situasi politik. Oleh karena itulah bohong besar kalau punkers tidak memerlukan pendidikan. Walau memang tidak harus di sekolah formal.
Nah sekarang kita siap eng-gak untuk menjadi seorang punker sejati. Seseorang yang benar-benar bisa menghadapi tantangan hidup. Selalu siap menghadapi ber bagai keadaan. Bukannya berarti kita harus selalu tidur di pinggir jalan. Tapi kita siap kalaupun ha-rus hidup di pinggir jalan. Bukan cuma berani menggunakan celana jeans ketat, rambut mohawk, se-patu boots saja. Tapi kita juga ha-rus malu kalau masih minta uang ke orang lain. Termasuk orang tua kita.
Bagaimana oi? Siap untuk bekerja di siang hari dan berpesta di malam hari? Ayo jangan bikin malu punk!
Mungkin kalo mau dihitung, banyak banget aliran-aliran dari punk itu sendiri. Ada street punk, punk jenis ini biasanya hanya menampilkan sisi keserdehanaan dan sisi jalanannya. biasanya pengikut-pengikutnya adalah kalangan anak jalanan dan pengamen jalanan. Jauh beda sama glamour punk yang menunjukkan sisi keglamouran dari punk itu sendiri, pengikutnya biasanya adalah golongan-golongan orang-orang kaya yang selalu menampakkan kekayaannya. Kalo melodicktz punk lain lagi, biasanya style mereka lebih mendekati anak-anak skater. Dan mereka lebih mengfutamakan kegembiraan dan lebih menonjolkan kekonyolan dalam kehidupan mereka. Beda lagi sama Emmo punk, yang biasanya pengikut-pengikutnya dalah anak-anak muda dan remaja yang jiwanya sedikit labil. Punk ini lebih menunjukkan emosi dalam berekspresi. Masih banyak lagi aliran punk yang gak bisa di bahas satu-satu, tapi intinya adalah satu. Mereka tetap PUNKER (sebutan bagi pengikut PUNK).
Ada satu hal yang harus dicamkan pada paham PUNK ini, junjung tinggi EQUALITY. Karena hanya itulah nyawa dari PUNK…
Langganan:
Postingan (Atom)