Terkait dengan sejarah pergerakan Punk, anggota komunitas Punk menuangkan ideologi pergerakan mereka melalui simbol-simbol yang sampai sekarang tetap melekat dan menjadi identitas dari komunitas Punk di seluruh pelosok wilayah. Simbol-simbol tersebut dituangkan melalui gaya hidup, cara berpakaian dan jenis musik yang dimainkan oleh anak-anak Punk.
Cara berpakaian anak-anak Punk yang cenderung lusuh dan terlihat menyeramkan karena berbagai macam aksesori yang tidak biasa digunakan oleh anak-anak muda pada umumnya mempunyai arti khusus dan berhubungan erat dengan sejarah awal pergerakan Punk. Bukan karena keinginan untuk tampil beda dan untuk menarik perhatian saja. Simbol-simbol tersebut antara lain sepatu boots Doc Mart yang melambangkan kaum buruh itu sendiri sebagai penggagas pergerakan Punk, sedangkan celana jins cingkrang dengan jas dan dasi yang sering dikenakan oleh para Rude Boy (komunitas Ska/Tutons) dimaksudkan untuk menyindir kaum Borjouis. Rambut Mohawk, safety pin, kalung anjing dan gelang spike melambangkan perlawanan terhadap kemapanan dan modernisasi.
Komunitas Punk lahir di jalanan dan anggota dari komunitas tersebut juga merupakan orang-orang jalanan maka tempat berkumpul anak-anak Punk adalah di jalan. Tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul (dalam istilah komunitas Punk disebut sebagai nye-treet, diambil dari kata street yang berarti jalan) adalah di perempatan jalan. Di Jogja, perempatan-perempatan jalan yang sering digunakan untuk nye-treet antara lain di perempatan dekat Mirota Kampus UGM, perempatan jalan Wirobrajan, perempatan jalan di dekat pasar Demangan, serta perempatan jalan Gondokusuman di sebelah toko Grasia. Berdasarkan lokasi nye-treet tersebut maka muncul istilah Punk Mirota Kampus, Punk Wirobrajan, Punk Demangan atau pun Punk Grasia.
Penamaan komunitas Punk di masing-masing daerah tersebut bukan dimaksudkan sebagai pembatas atau tindakan pengkotak-kotakan komunitas sebab pada dasarnya anak-anak Punk yang ada di scene Jogja adalah orang-orang yang sama apa pun sebutannya dan menjadi satu komunitas. Pemberian nama itu hanya untuk memudahkan identifikasi lokasi yang menjadi tempat nye-treet anak-anak Punk.
Anak-anak Punk yang mempunyai kegiatan nye-treet tersebut sering dikenal dengan istilah ‘Street Punk’. Dalam pergerakan Punk terdapat berbagai macam jenis Punk dengan aliran musik yang berbeda. Namun, inti dari pergerakan Punk itu sendiri apa pun jenis alirannya adalah sama yaitu ‘Do It Yourself’. Idealisme tersebut seolah menjadi sebuah harga mati bila ingin ikut ke dalam pergerakan Punk dan masuk menjadi anggota komunitas Punk. Dari idealisme tersebut, para anggota komunitas Punk mewujudkannya melalui fashion, life style dan terutama melalui musik.
Punk dan musik adalah satu kesatuan. Karena kebanyakan anak-anak Punk adalah musisi maka gerakan yang paling dominan adalah melalui musik, yaitu dengan indie label atau underground. Musik dengan irama cepat dan berdistorsi kasar serta syair lagu yang penuh dengan kritik sosial merupakan ciri dari komunitas Punk. . Musik menjadi media komunikasi bagi komunitas Punk dalam menyampaikan protes mereka terhadap tatanan sosial masyarakat.
Selain itu, musik dengan syair-syair lagunya yang sarat dengan kritik sosial politik dapat menjadi sarana pendidikan politik yang ampuh bagi anggota komunitas Punk. Tetapi, lirik lagu yang dimainkan oleh band-band Punk tidak hanya bertema sosial politik saja, ada juga yang mengangkat tema mengenai kehidupan sehari-hari anak-anak Punk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar